Senin, 11 November 2013

Pangeran Berkuda Penakluk Kilat

Sang pemburu cinta, yang pernah lelah dengan impiannya
Dapatkah kau rasakan tentang rasa yang meluka
Ini tentang rasa yang seharusnya kau tahu itu
Memandang redup wajahmu dibalik embun merintik
Berharap kau akan tahu betapa besar bara itu
Tentang sebuh lagu disenja sana
tentang sebuah desiran angin yang pernah sampaikan kerinduan itu
Betapa ingin ku sampaikan, langit itu cemburu padamu
langit itu pun merindukanmu, bukan hanya aku
Ingin ku sampaikan kepada merpati cinta
Bahwa mendung telah berganti guruh
Aku takut pada suara guruh itu, tenangkan aku dengan raut wajahmu yang dalam
guruh itu bukan hanya membuat aku takut, tapi guruh itu melenyapkan pandanganku tentang raut wajahmu, aku hampir lupa bagaimana bentuk senyummu, selah alismu yang menyatu tebal itu, lesung pipi itu pudar
Aku tak ingin lupa tentang itu, hanya wajahmu yang membuat aku merasa aman
Guruh masih saja bersahutan, aku semakin takut
aku semakin risau
Belum lenyap suara guruh itu, kilat menyambar-nyambar
ku merangkuh apa yang dapat ku rangkuh
Aku takut
aku dingin
aku sendiri
aku menangis
aku rapuh
Kepadamu yang ada dalam pikiranku
kepadamu yang ada dalam khayalanku
kepadamu pangeran berkuda yang lenyapkan gelap
Rengkuhan senja semakin tinggi, langit tak lagi cerah
Adakah secercah harapan dalam impian
mengkhayalkanmu dalam angan yang indah
entah nyata atau tidak
ku merindukanmu
Di ujung pagi, kemenanti siang, diujung siang, kumenanti petang, diujung petang kumenanti malam, namun tanpa guruh dan kilat
Tetap dalam khayalanku
Pangeran berkuda penakluk kilat


Karya: Vinna Wa’afieny AS

Sayang

Sayang, ku tak dapat lelap malam ini
Sayang, mungkin malam ini kau telah berada dalam alam mimpi
Sayang, tak kau dengarkah, suara serak ini memanggil namamu
Sayang, maaf jika aku tak bisa diam dalam gelap malam
Sayang, aku membangunkanmu dalam tidur
Sayang, aku tak bermaksud membuatmu terjaga
Sayang, aku hanya mencoba merindukanmu dalam diam
          Tanpa maksud mengganggumu
          tanpa maksud membuka matamu
          mungkin suara hati kecilku terlalu nyaring memanggilmu
          mungkin hatiku terlalu berisik menyebut namamu
          tidurlah kembali sayang, ku ingin engkau tidur
          Aku janji, aku tak akan berisik lagi
          tidurlah sayang, aku ingin melihatmu lelap dalam mimpi
          aku ingin melihat wajahmu dalam diam tidurmu
Sayang, langit semakin pekat
Sayang, bintang dilangit itu semakin membuat tidurmu kembali nyenyak
Sayang, biar ku coba pakaikan selimut kasih sayang padamu, agar kau merasa hangat dalam tidur
Sayang, kau benar-benar telah tidur
Aku tak akan membangunkanmu lagi
Karena aku akan menyanyikanmu lagu tidur
Sayang, tidurlah....

          Sayang, aku masih terjaga